Nama | : | Dr. Budi Arifvianto, S.T., M.Biotech | |
Pekerjaan | : | Dosen | |
Institusi | : | Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM | |
Peneliti | : | Centre for Innovation of Medical Equipment and Devices (CIMEDs) UGM | |
Alumni | : | Tahun 2006-2008 |
Perkuliahan yang saya ikuti di Program Studi S2 Rekayasa Biomedis UGM membantu saya membuka wawasan serta pengetahuan mengenai teknologi-teknologi di bidang medis. Materi-materi kuliah yang saya pelajari selama studi menjadi bekal saya untuk berkarya dan melakukan riset di bidang biomaterial dan peralatan medis setelah lulus.
Alumni S2 Teknik Biomedis, Sekolah Pascasarjana UGM
Nama | : | Adhyatmika | |
Pekerjaan | : | Dosen | |
Institusi | : | Fakultas Farmasi UGM | |
Alumni | : | 2010 |
Saat S1 di Farmasi memiliki minat untuk mendalami bidang keilmuan Sistem Penghantaran Obat khususnya bagaimana menghantarkan obat ke target aksi dengan interaksi minimal pada site lain (yang dapat menimbulkan efek samping). Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai biomaterial, oleh karena itu sangat sesuai dengan Prodi S2 Teknik Biomedis yang salah satunya memiliki fokus studi pada topik biomaterial. Setelah menjalani, ternyata saya mendapatkan lebih dari yang saya harapkan, dimana saya dengan latar belakang ilmu kesehatan banyak bertemu dengan staf pengajar dari bidang keilmuan teknik yang mengajarkan saya bagaimana berpikir lebih taktis dan praktis, yang mana ini sangat penting untuk mewujudkan suatu produk penelitian menjadi produk nyata yang dapat digunakan oleh masyarakat. Terlebih juga saya berjumpa dengan banyak teman dari bidang keilmuan lain yang sangat membuka wawasan saya bahwa keilmuan itu sangat luas, dan kolaborasi sangat penting karena kita tidak mungkin mewujudkan suatu produk manfaat tanpa keterlibatan bidang keilmuan lain.
Kesan dan Pesan kuliah di Magister/ Master BME UGM
Nama | : | drh. Fajar Shodiq Permata, M.Biotech | |
Pekerjaan | : | Dosen | |
Institusi | : | Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya, Malang | |
Alumni | : | 2010 |
Kesan dan Pesan :
Cita cita saya dulu sempat ingin kuliah di teknologi kedokteran di Jepang karena ada kakak senior SMA yang kuliah mengenai hal itu, namun hanya angan2 dan lupa. Pasca lulus dokter hewan saya ingin melanjutkan studi S2 di bidang Bioteknologi, dan saya lihat ada beasiswa S2 Bioteknologi minat BME di UGM, saya daftar dan lulus beasiswa dan pada saat itu saya tidak paham bahwa BME adalah ilmu teknologi kedokteran hingga pertama kali masuk kuliah S2, saya diajar oleh dosen dari Teknik Mesin Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph.D., dan menjelaskan pendahuluan apa itu BME. Dari situ saya paham bahwa ini cita cita saya yang tertunda yaitu belajar teknologi kedokteran. Kuliah di BME walau ada yang bilang sulit karena multidisiplin, namun sangat menyenangkan dan bermanfaat. Hal yang paling menyenangkan dan saya rasakan manfaatnya adalah kita terbiasa menghadapi tantangan dan menyari solusi melalui pendekatan pola pikir dari beragam asal pendidikan. Dikarenakan BME yang masuk tidak hanya dari bidang medis, MIPA, dan teknik. Hal ini saya terbiasa menerima pola pikir dari sudut yang berbeda, sehingga hal ini mendukung saya menjadi sosok yang terbuka dan menghargai heterogenitas pemikiran namun dengan tetap 1 tujuan mencari solusi terbaik.
Selamat untuk BME UGM yang telah menjadi prodi sendiri. BME UGM mengajarkan nilai nilai moral Bhinneka Tunggal Ika.
Nama | : | Djoko Kuswanto, S.T., M.Biotech. | |
Pekerjaan | : | Dosen | |
Institusi | : | Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (Dosen) RS UNAIR (Medical Engineer) |
|
Alumni | : | 2016 |
Aplikasi Biomedical Engineering di dunia ini sangat besar. Sebagai contoh, saya sebagai dosen desain produk industri saya langsung mengaplikasikan ilmu saya menjadi sebuah mata kuliah khusus Desain Alat Kesehatan. Di sini kita mendesain mulai dari alat-alat non-infasif sampai infasif. Selain itu sebagai seorang medical engineer, saya memanfaatkan thesis saya, keilmuan saya untuk dipergunakan menjadi sesuatu yang langsung dapat dirasakan oleh tenaga kesehatan, khususnya dokter. Di sini adalah dalam bidang cranioplasty, yaitu pembuatan implan untuk cranioplasty, dan juga untuk perencanaan bedah, artinya perencanaan sebelum operasi bedah dilakukan dengan menggunakan 3D modelling dan integrated digital design.
Nama | : | drg. Heribertus Dedy K Yulianto, M.Biotech., Ph.D | |
Pekerjaan | : | Dosen dan Peneliti Biomedis | |
Institusi | : | Fakultas Kedokteran Gigi, UGM | |
Bidang riset | : | Riset kolaboratif biofilm dan biomaterial | |
Alumni | : | 2006-2008 |
Motivational quotes:
Gaining knowledge is an endless journey in the edge of uncertainty
Program Studi Teknik Biomedis ini memberikan “tantangan baru” baik bagi para akademisi maupun praktisi yang tertarik dengan inovasi teknologi yang bisa diaplikasikan dalam bidang kesehatan, kedokteran dan biologi. Saya akhirnya memutuskan untuk belajar dan mengikuti program ini karena saya melihat ada peluang yang besar untuk bisa mengembangkan diri dan berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu, sehingga terbuka peluang dalam mengembangkan riset kolaborasi multidisiplin. Selama 2 tahun saya menempuh pendidikan di prodi ini banyak hal baru yang saya dapatkan dan membuka wawasan keilmuan saya bahwa pendekatan multidisiplin sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Banyak projek kolaborasi yang ditawarkan oleh prodi ini. Ketika saya bergabung pertama kali di tahun 2006, salah satu proyek yang sangat berkesan bagi saya adalah proyek Asia-Link. Program ini program kolaborasi international dengan 5 negara (Belgia, Netherlands, United Kingdom, India, dan Indonesia). Melalui proyek ini saya mulai diperkenalkan bagaimana bekerja dan belajar secara kolaboratif dengan disiplin ilmu lain. Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang saya dapatkan tersebut, akhirnya memudahkan saya melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan sekaligus untuk mengembangkan riset-riset yang saya tekuni saat ini terkait bidang biofilm dan biomaterial yang berkolaborasi dengan pakar di bidang engineer, medis, dan mikrobiologi. Sebagai seorang akademisi dan peneliti saya sangat merekomendasikan untuk menempuh pendidikan di prodi ini.
Nama | : | Dr. dr. Prima Dhewi Ratrikaningtyas, M.Biotech. | |
Pekerjaan | : | Dosen | |
Institusi | : | Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi, dengan bidang ilmu Kesehatan Reproduksi, di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM | |
Bidang riset | : | Riset kolaboratif biofilm dan biomaterial | |
Alumni | : | Tahun 2006-2008 |
Salah satu pilot student di CASECUBE (A Common ASian European CUrriculum on Biomedical Engineering) Project, tahun 2006, yang mengawali berdirinya Prodi Teknik Biomedis di Sekolah Pascasarjana. Kurikulum CASECUBE bersifat interprofessional, intercultural dan internet-based. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan, penuh perjuangan tapi juga kebahagiaan. Bersama 12 mahasiswa lainnya dari 6 negara di Asia dan Eropa kami menjalani pembelajaran jarak jauh. Kami mengawali enrollment dengan mengikuti summercourse ke University of Groningen, universitas tertua kedua di Belanda untuk dikenalkan kurikulum BME, diberi perlengkapan untuk studi jarak jauh (headset) dan dibekali beberapa textbook. Waktu itu kami menggunakan Skype untuk kuliah/diskusi online dan email untuk tugas kelompok. Kami juga diberi akses untuk mencari referensi di perpustakaan RuG. Selain itu kami juga mengikuti kuliah lokal oleh Dosen dari Fakultas Kedokteran maupun Fakultas Teknik, jadi seperti menjalani program double-degree.
Banyak tantangan yang kami hadapi selama studi, mulai dari pembelajaran jarak jauh yang mempunyai perbedaan waktu cukup besar (Asia-Eropa), tidak mempunyai prodi tersendiri, mempelajari ilmu baru yang berbeda dengan bidang ilmu di S1, metode pembelajaran menggunakan Bahasa Inggris (kuliah, tugas, diskusi, tesis, textbook) dan masih banyak lagi challenge yang lain.
Melalui beasiswa dari Asia Link dan BPP-DN, kami bertiga berhasil menyelesaikan studi tepat waktu selama dua tahun. Defense tesis kami lakukan dua kali, pertama di Sekolah Pascasarjana dan kedua di Indian Institute of Technology, New Delhi, India pada tahun 2008. Pembimbing tesis saya adalah Prof. Widowati dari FKG, Prof. Marsetyawan dari FK dan dr. Tjar Koiter dari Groningen. Direktur Sekolah Pascasarjana waktu itu, Prof. Irwan Abdullah turut serta mendampingi kami ke India. Semoga ke depan Teknik Biomedis semakin berkembang dan maju, memenuhi kebutuhan akan penyelesaian masalah Kesehatan menggunakan ilmu Teknik