
Jeremia Frandy Apitalau, mahasiswa Program Magister Teknik Biomedis, tengah menuntaskan penelitian tesisnya dengan topik strategis yang mengangkat potensi penghantaran obat pada drug-eluting stent (DES). Penelitiannya yang berjudul “Desain Controlled Release Drug-Eluting Stent dengan Multi-lapisan Kitosan dan Kurkumin” bertujuan mengatasi tantangan utama dalam aplikasi klinis stent berlapis obat, yakni initial burst release yang berpotensi meningkatkan risiko restenosis (penyempitan kembali pembuluh darah).
Jeremia menjelaskan bahwa beberapa produk DES komersial saat ini masih memiliki keterbatasan pada fase awal pelepasan obat. Fenomena initial burst release yang terlalu cepat dapat menimbulkan efek samping klinis yang merugikan. Untuk mengatasi hal ini, ia merancang pendekatan multi-layer coating menggunakan kitosan yang di ikat silangkan dengan genipin sebagai polimer utama, serta kurkumin sebagai zat aktif yang diuji.
“Strategi berlapis ini dirancang untuk menghasilkan profil pelepasan obat yang lebih terkendali dan stabil,” jelas Jeremia.
Proses pelapisan dilakukan dengan teknik ultrasonic coating yang dikontrol melalui variasi kecepatan forward speed pada rotary drive (7.0, 8.0, dan 9.0 mm/s). Metode spektrofotometri UV-Vis yang digunakan untuk mengukur konsentrasi kurkumin telah melalui uji validasi dan terbukti sahih. Hasilnya menunjukkan bahwa ketebalan lapisan berbeda secara signifikan antar kecepatan, sementara pelepasan kurkumin tidak mengalami perbedaan signifikan antar variabel tersebut.
Permukaan pelapis menunjukkan perubahan morfologi yang mencolok pada kecepatan 9.0 mm/s. Dari hasil uji profil pelepasan, ditemukan bahwa model Peppas-Sahlin paling sesuai dengan data empiris, menunjukkan bahwa mekanisme difusi Fickian mendominasi hingga hari ke-6 atau ke-7, sebelum perlahan digantikan oleh mekanisme relaksasi polimer. Sementara itu, model Korsmeyer-Peppas mengindikasikan mekanisme transpor super case II, yang melibatkan pelepasan berbasis relaksasi atau erosi.
Menariknya, model zero-order yang juga digunakan menunjukkan bahwa desain stent mampu menghadirkan pelepasan obat yang konstan dan terkontrol – tanpa memunculkan initial burst release yang tidak diinginkan.
Jeremia berharap bahwa hasil penelitiannya ini dapat menjadi kontribusi nyata dalam pengembangan teknologi stent masa depan. “Semoga program studi Teknik Biomedis semakin berkembang dan mampu berkontribusi signifikan terhadap kemajuan inovasi medis di Indonesia,” ujarnya.
Penelitian ini diharapkan membuka jalan baru bagi pengembangan drug-eluting stent generasi berikutnya yang lebih aman dan efektif dalam menangani penyakit kardiovaskular di Indonesia.
Kegiatan ini selaras dengan pelaksanaan SDGs ke 3 tentang Kehidupan yang Sehat dan Sejahtera, nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas.
Penulis : Arni W
Editor : Rini Dharmasiti, Jeremia









