Rezki Setiyani, mahasiswa Program Magister Teknik Biomedis Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM , menyelesaikan penelitian tesis dan telah mengikuti Wisuda pada 23 April 2025. Penelitian Rezki mengangkat isu penting dalam bidang prostetik gigi, khususnya terkait pewarnaan material gusi tiruan. Penelitian yang berjudul “Studi Pewarnaan Material Heat Cure Polymers untuk Gusi Tiruan” ini bertujuan untuk mengeksplorasi komposisi pewarnaan optimal pada material heat cure polymers guna menghasilkan gusi tiruan yang menyerupai warna alami gusi manusia.
Berita
Fauzyah Aprilia, mahasiswa Magister Teknik Biomedis Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil menyelesaikan penelitian tesis dengan judul “Hubungan antara Parameter Fisiologis dengan Tingkat Kecemasan Anak pada Praktik Perawatan Gigi Menggunakan Machine Learning”. Penelitian inovatif ini mengangkat isu penting dalam dunia kesehatan gigi anak, yakni kecemasan yang kerap menjadi tantangan besar bagi para dokter gigi.
Berdasarkan temuan Fauzyah, diperkirakan sekitar 80% populasi anak mengalami kecemasan yang signifikan saat menjalani prosedur perawatan gigi. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan psikologis anak, tetapi juga berpotensi menurunkan efektivitas klinis serta keberhasilan jangka panjang dari intervensi terapeutik yang diberikan.
Margot Campi, mahasiswa asal Perancis dari IMT Atlantique di Brest, saat ini sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa non-gelar di UGM.
Ia mengambil program di Magister Teknik Biomedis Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM.
Melalui salah satu temannya yaitu Fitri Nur Laily sebagai penerjemah, Margot berbagi antusiasmenya tentang program ini, perjalanan akademiknya, serta aspirasinya di bidang teknik biomedis yang terus berkembang pesat.
Margot memutuskan bergabung dengan program pertukaran mahasiswa di UGM karena keinginannya yang kuat untuk mengeksplorasi kekayaan budaya dan pemandangan menakjubkan Indonesia.
Program Studi Magister Teknik Biomedis (BME) Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM terus menjadi magnet bagi mahasiswa yagn ingin mendalami rekayasa bidang kesehatan.
Tiga mahasiswa dengan latar belakang berbeda membagikan pengalaman unik mereka saat menempuh studi lanjut di kota pendidikan ini. Indra Daulay, lulusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan, mengungkapkan ketertarikannya pada atmosfer akademik Yogyakarta.
“Budaya dan masyarakat Yogya sangat mendukung untuk belajar,” ujar mahasiswa yang pertama kali menginjakkan kaki di Yogya tahun 2003 ini.
Keterbatasan sarana kesehatan di wilayah kepulauan tidak menyurutkan semangat dr. R. A. A. Koesoema Wijaya, M.Sc. untuk berinovasi.
Dokter Puskesmas Kepulauan Seribu Utara Jakarta ini berhasil mengembangkan prototipe teknologi kesehatan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dapat membantu pelayanan medis di daerah terpencil.
Bertugas di wilayah kepulauan dengan akses terbatas menjadi motivasi utama dr. Wijaya, panggilan akrabnya, untuk menciptakan solusi teknologi.
“Saya sering menghadapi tantangan dalam melayani pasien karena kurangnya sarana dan prasarana. Ini yang mendorong saya berpikir, harus ada terobosan teknologi yang tepat guna,” ujarnya.
Menjadi sebuah kebanggan bagi sebuah prodi manakala mahasiswa yang dididik berhasil menjadi alumni yang berkarya bagi orang banyak.
Sejak lulus dari Magister Teknik Biomedis Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2016, Djoko Kuswanto, S.T., M.Biotech telah menorehkan berbagai inovasi dalam dunia kesehatan, khususnya di bidang teknologi biomedis. Fokus utama karirnya adalah pengembangan teknologi medis berbasis digital untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
Yogyakarta – Drg. Abizar Agung Wibawa, mahasiswa Magister Teknik Biomedis Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), mengawali perjalanan akademiknya dengan terlibat dalam proyek Research Sharing Vol. 1. Dalam proyek ini, ia dipercaya sebagai Master of Ceremony (MC) untuk kegiatan yang mempertemukan dosen dan mahasiswa guna membahas berbagai topik penelitian di bidang teknik biomedis.
“Saya masih di semester pertama saat diminta menjadi MC dalam kegiatan ini. Awalnya terasa menantang karena saya belum mengenal banyak dosen dan mahasiswa lain, tetapi justru melalui acara ini saya bisa berkenalan dengan lebih banyak orang dari berbagai latar belakang ilmu,” ungkapnya.
Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Gadjah Mada (UGM) terus mendorong mahasiswanya untuk berinovasi melalui berbagai kegiatan akademik dan riset multidisiplin.
Gabriel Aryo Wicaksono (Aryo), salah satu mahasiswa menceritakan bagaimana prodi ini memotivasi mahasiswa dengan menghadirkan guest lecturer dari berbagai latar belakang, antara lain dari BRIN dan Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
“Kolaborasi dengan peneliti seperti Ibu Gusnaniar, M. Biotech, Ph.D, dan drg. Isti Rahayu S, M.Biotech., Sp.Rad.O.M(K)., Ph.D. membuka peluang riset biomedis yang aplikatif,” ujarnya.
Kemarin itu alhamdulillah say amendapat tawaran dari dosen pembimibng saya pak, “ kata Gitri Nur Laily yagn akrab diapnggil Fitri ini bersemangat certa tentang awal mul ausahanya masuk program IIPP.
Dosen pembimbingnya waktu itu memiliki proyek kerjasam adengan salah satu Profesero dari national Cheng Khung University (NCKU) Taiwan. Ternyata teis yagn dikerjakan Fitri berkaitan dengan proyek kerjasama tersebut.
Kebetulan, Profesor dari NKCU tersebut terdaftar sebagai salah satu supervisor pada program internship di Taiwan. Hal oini memperlancar Figri mengikuti program yagn diselenggarakan oleh National Science and Technology Council (NSTC) selama 3 bulan pada pertengahan 2024.
Salah satu program studi yang semakin popular di Indonesia adalah Teknik Biomedis. Kehadiran prodi Magister Teknik Biomedis ingin menjawab tentang keinginan pemerintah untuk meningkatkan kemandirian alat kesehatan nasional.
Sebagai prodi bidang multidisiplin, cerita dari para mahasiswanya akan menambah pengetahuan tentang Teknik Biomedis. Ketertarikan terhadap dunia medis dan teknologi membawa Yessi Idianingrum Tanu Wijaya atau yang akrab dipanggil Ecik membawanya ke Magister Teknik Biomedis UGM sebagai langkah lanjutan dalam pendidikannya.