
Prodi Magister Teknik Biomedis UGM memiliki salah satu tujuan mendukung kemandirian bangsa Indonesia pada alat kesehatan agar semakin terjangkau oleh masyarakat. Melalui prodi ini, sumber daya manusia dididik menjadi lulusan yang berkompeten dalam inovasi produksi alat-alat kesehatan ini.
Para pengajar berasal dari berbagai fakultas sehingga mempertemukan beberap apengalaman dan kepakaran yang memperkaya para mahasiswa sewaktu berproses di kampus. Selaras dengan posisi Prodi ini di bawah Sekolah Pascasarjana UGM yang memiliki ciri multidisiplin.
“D4 saya adalah RAdiologi, dimana pendidikannya hanya lingkup radiologi,” kata Syahara Listawa. Namun saat di kelas, ia bertemu dengan banyak teman dari berbagai latar belakang keilmuan.
SEbagai mahasiswa Prodi Magister Teknik Biomedis UGM, ia merasa begitu pentingnya kolaborasi multidisiplin. Syahara Listyawan yang akrab dipanggil Yoyok ini merupakan mahasiswa Tubel Kemenkes Angkatan Gasal 2024. Saat kuliah Pencitraan Biomedis, Yoyok menyampaikan, kerjasama dengan mahasiswa lain berlatar belakang teknik elektro membantunya memahami hal baru khususnya akuisisi sinyal dalam proses imajing.
“Demikian pula dalam Desain Sistem Biomedis untuk peralatan kesehatan, kolaborasi dengan rekan-rekan mahasiswa dari latar belakang teknik jelas mempermudah pemahamannya,”jelasnya.
Profesi sebagai radiografer.
Di tahun 2023, Yoyok mendapat Juara 1 pada penghargaan TEnaga Kesehatan Teladan Tingkat Nasional Kategori Teknik Biomedik RS Vertikal dan Juara 3 pada Penghargaan ASN Berprestasi Kemenkes, Kategori Bes Innovator.
Tak heran, walaupun berkuliah,ia tetap bisa berprofesi Radiografer di Instalasi Radioterapi dan Kedokteran Nuklir RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Radiografer adalah tenaga profesional di bidang radiologi yang bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan menggunakan CT scan, MRI, modalitas pencitraan lainnya atau memberikan terapi radiasi sinar X bagi pasien kanker.
“Kebetulan pekerjaan saya adalah di bidang radioterapi, saya berfokus pada perawatan pasien kanker dengan memberikan terapi radiasi secara presisi dan akurat,” tukasnya. Seorang radiografer juga harus memiliki keterampilan teknis yang baik, kemampuan komunikasi yang efektif karena berinteraksi langsung dengan pasien, menjelaskan prosedur dan memastikan kenyamanan serta keselamatan pasien.
“Ilmu Desain Teknik Biomedis berguna dalam membuat sebuah desain berbasis kebutuhan pasien dan pengguna, sedang Ilmu Bioetika dapat membantu dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan pasien, pegawai dan masyarakat,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Ilmu Matematika Terapan dan Karakterisasi Biomaterial membantunya menghasilkan inovasi untuk menunjang pelayanan dengan tetap memperhatikan unsur keselamatan dan keakurasian
Berita ini juga tayang di Koran Tribun, hari Jumat, 14 Maret 2025. Kegiatan juga selaras dengan pelaksanaan SDGs Nomor 3 tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas, Nomor 9 tentang Industri Inovasi dan Infrastruktur, Nomor 17 tentang Kerjasama untuk mencapai tujuan.
Penulis : Ari B
Editor : Arni W.