
Program Studi Magister Teknik Biomedis (BME) Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM terus menjadi magnet bagi mahasiswa yagn ingin mendalami rekayasa bidang kesehatan.
Tiga mahasiswa dengan latar belakang berbeda membagikan pengalaman unik mereka saat menempuh studi lanjut di kota pendidikan ini. Indra Daulay, lulusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan, mengungkapkan ketertarikannya pada atmosfer akademik Yogyakarta.
“Budaya dan masyarakat Yogya sangat mendukung untuk belajar,” ujar mahasiswa yang pertama kali menginjakkan kaki di Yogya tahun 2003 ini.
Pengalaman paling berkesan bagi Indra adalah sistem pembelajaran multidisiplin.
“Kami bisa berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai jurusan dan menggunakan fasilitas laboratorium lintas fakultas,” jelasnya.
Ia mencontohkan pengalaman praktikum di laboratorium Bahan Teknik, Departemen Teknik Mesin dan Industri, FT UGM, untuk pengujian biomaterial.
Sementara itu, Salma Kamila, lulusan D4 Teknologi Radiologi Pencitraan Universitas Airlangga, memilih Yogya karena reputasi pendidikannya.
“Dosen-dosen di sini sangat membantu meskipun latar belakang saya bukan dari teknik,” tutur Salma.
Mahasiswi ini sangat mengapresiasi berbagai kegiatan tambahan seperti kuliah umum dan kunjungan industri.
“Kunjungan ke pabrik alat kesehatan multinasional memberi perspektif baru bagi saya yang sebelumnya hanya sebagai pengguna alat kesehatan,” tukasnya.
Salah mahasiswa Magister TB UGM lainnya , Bustamir Arif yang bekerja sebagai engineer di perusahaan alat kesehatan memutuskan melanjutkan studi untuk memperdalam ilmu biomedis.
“Yogya menawarkan lingkungan akademik yang hidup dan jaringan lintas disiplin yang kuat,” ujarnya.
Salah satu momen berkesan Bustamir adalah ketika dosennya menjelaskan perbedaan mendasar antara cara berpikir scientist dan engineer.
“Pemahaman ini sangat membantu dalam pendekatan riset saya,” ungkapnya.
Keunggulan Magister Teknik Biomedis UGM
Menurut mereka bertiga, terdapat beberapa keunggulan utama dalam prodi ini yakni kolaborasi intensif antara fakultas terkait, seperti Fak. Teknik, Fak. MIPA, Fak. Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), Fak. Kedokteran Gigi, Fak. Kedokteran Hewan, Fak. Farmasi, Fak. Biologi.
Kolaborasi dari 7 fakultas ini dinyatakan dalam bentuk: dosen, akses fasilitas laboratorium yang selalu diperbaharui, dan kurikulum.
“Belajar Teknik Biomedis di UGM memberi perspektif holistik tentang pengembangan alat kesehatan,” tutur Bustamir.
“Kami tidak hanya belajar teori, tapi juga langsung terlibat dalam proyek-proyek nyata,” tambah Salma.
Dengan berbagai keunggulan ini, Program Studi Magister Teknik Biomedis UGM terus menjadi salah satu pilihan utama bagi mereka yang ingin berkontribusi dalam pengembangan teknologi kesehatan di Indonesia.
Alasan ketiga mahasiswa ini untuk memilih Yogyakarta sebagai tempat studi, sangatlah tepat, karena Yogyakarta merupakan kota yang nyaman untuk belajar akademis dan budaya.
Yogyakarta menjadi miniatur Indonesia dalam keberagaman.
Sedangkan UGM sendiri, tepat untuk dipilih karena merupakan universitas besar dengan 18 Fakultas, 2 Sekolah yaitu Sekolah Vokasi dan Sekolah Pascasarjana, dan 287 Program Studi.
Ditambah lagi, UGM mempunyai dosen-dosen yang berpengalaman dan fasilitas sarana prasarana yang sangat memadai.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com pada Minggu, 30 Maret 2025 22:00 https://jogja.tribunnews.com/2025/03/30/mahasiswa-magister-teknik-biomedis-ugm-ungkap-keunggulan-kuliahnya-di-yogyakarta.
Kegiatan juga selaras dengan pelaksanaan SDGs Nomor 3 tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas, Nomor 9 tentang Industri Inovasi dan Infrastruktur, Nomor 17 tentang Kerjasama untuk mencapai tujuan.
Penulis: Ari B
Editor : Arni W