
Salah satu program studi yang semakin popular di Indonesia adalah Teknik Biomedis. Kehadiran prodi Magister Teknik Biomedis ingin menjawab tentang keinginan pemerintah untuk meningkatkan kemandirian alat kesehatan nasional.
Sebagai prodi bidang multidisiplin, cerita dari para mahasiswanya akan menambah pengetahuan tentang Teknik Biomedis. Ketertarikan terhadap dunia medis dan teknologi membawa Yessi Idianingrum Tanu Wijaya atau yang akrab dipanggil Ecik membawanya ke Magister Teknik Biomedis UGM sebagai langkah lanjutan dalam pendidikannya.
“Ketertarikan saya terhadap dunia medis sebetulnya sudah ada sejak saya sekolah dasar, memasuki sekolah menengah pun saya juga masih tertarik untuk masuk dan melanjutkan studi di bidang medis, kemudian di penghujung sekolah menengah atas, muncul ketertarikan saya terhadap penggabungan antara teknologi dan juga medis, karena satu dan lain hal saya memutuskan untuk memilih program studi yang pada saat itu adalah D3 Elektronika & Elektronika & Instrumentasi UGM “ jelasnya.
Saat mengambil mata kuliah Instrumentasi Medis, ia semakin tertarik dengan penggabungan teknologi dan kesehatan. Keinginan untuk memperdalam bidang ini mendorongnya melanjutkan studi ke Magister Teknik Biomedis UGM.
“Saya ingin memanfaatkan keahlian saya dalam instrumentasi dan kontrol untuk mengembangkan teknologi kesehatan yang lebih canggih,” ujarnya.
Saat ini, ia tengah meneliti pengolahan data medis dengan berbagai metode pemrosesan data modern.
Sementara itu, Mahasti Namira, atau Namira, kerap mendapatkan pertanyaan tentang Teknik Biomedis dan berusaha memberikan pemahaman yang tepat kepada orang-orang yang penasaran dengan bidang ini.
Sebagai lulusan Teknik Elektro Universitas Sriwijaya, Namira sering mendapatkan pertanyaan dari orang-orang yang belum familiar dengan Teknik Biomedis.
“Banyak yang mengira Teknik Biomedis hanya berfokus pada alat kesehatan, padahal cakupannya luas,” ungkapnya. Ketika menjelaskan kepada orang lain, ia biasanya memaparkan bahwa Teknik Biomedis mencakup berbagai aspek seperti pemrosesan sinyal biomedis, biomaterial, serta kecerdasan buatan untuk aplikasi medis.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa bidang ini adalah program multidisiplin yang menggabungkan teknologi dan kesehatan.
Ia juga sering ditanya tentang peluang kerja lulusan Teknik Biomedis.
“Lulusan bisa bekerja di rumah sakit sebagai teknisi peralatan medis, di industri alat kesehatan, atau bahkan menjadi peneliti teknologi medis berbasis AI dan IoT,” jelasnya.
Teknik Biomedis: Masa Depan Inovasi Kesehatan
Di Magister Teknik Biomedis UGM, mahasiswa dapat memilih lima konsentrasi utama: Biomaterial, Instrumentasi Biomedis, Bioinformatika, Pengembangan Peralatan Medis, dan Sistem Pelayanan Kesehatan.
Program ini juga mendorong kolaborasi dengan rumah sakit, laboratorium, industri guna mengembangkan inovasi teknologi medis.
Baik Ecik maupun Namira, jenjang pendidikan sebelumnya sangat berguna dan relevan untuk diterapkan dalam aplikasi bidang Kesehatan (biomedis), sehingga Prodi Magister Teknik Biomedis ini merupakan prodi yang tepat untuk memenuhi cita-cita mereka.
Mereka sepakat bahwa Teknik Biomedis adalah bidang yang menjanjikan dan berperan penting dalam kemajuan dunia kesehatan.
Artikel ini sudah tayang di TribunJogja.com pada Senin, 24 Maret 2025 jam 17:29 https://jogja.tribunnews.com/2025/03/24/cerita-ecik-dan-namira-tentang-prodi-magister-teknik-biomedis-sps-ugm?page=2
Kegiatan ini juga selaras dengan pelaksanaan SDGs Nomor 3 tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas, Nomor 9 tentang Industri Inovasi dan Infrastruktur, Nomor 17 tentang Kerjasama untuk mencapai tujuan.
Penulis : Ari B
Editor : Arni W